
Entah kenapa berpisah kurang lebih 7 tahun membuat diri ini menjadi mandiri dan rasa kangen terhapus setelah jumpa dengan mamak-saya.
Tak bosannya saya peluk, saya cium saya pandangi raut wajah sumringah orang tua perempuan saya.
Cerita di atas terjadi 6 tahun yang lalu dimana saya mencoba merantau, menempatkan saya sebagai pria jawa yang saatnya mandiri, tidak ketergantungan dengan orang tua.
Betul adanya, sekarang bisa seperti ini berkat doa orang tua perempuan saya. Saya masih bersyukur kini mamaku masih hidup dengan bahagia candabersama cucunya...dan masih tak bosannya jika ada kesempatan jumpa aku cium mamak-ku. sehat selalu mamak-ku....
salam sayang
anak-mu.
Puisi untuk kaum Perempuan di seluruh jagat antero bumi ini.
"Tanpamu......"
Tanpamu, apa artinya hidup ini.
Tanpamu, kepada siapa aku bisa berbagi kasih?
Tanpamu, mungkin aku sudah tidak mampu berjalan cepat seperti sekarang ini
Tanpamu, pasti aku sudah jauh dari rejeki.
Tanpamu, mungkin aku sudah bodoh......
Tanpamu, nggak mungkin aku bisa bertahan hidup
Tanpamu, kosong mlompong otak kanan ini....apalagi otak kiri...
Tanpamu, siapa yang memelukku, ohhh...
Tanpamu, buat apa aku sisiran, berdandan rapih, berparfum-parfuman
Tanpamu, bagaimana dengan generasiku....
Tanpamu, dengan siapa aku bereksperiment?
Tanpa kamu perempuanku, aku tidak mungkin berfungsi
karena inspirasiku datang dari dirimu.....
Tanpamu, itu nggak mungkin
No comments:
Post a Comment