Fenomena yang terjadi pada bangsa akhir- akhir ini, sangat menggugah sanubari saya untuk mencari tahu, apakah gerangan yang sesungguhnya akan terjadi di kemudian hari?
Begitulah kira- kira uneg- uneg saya tentang kejadian ini. Baru- baru ini di daerah terjadi baku hantam/ jotos- jotosan para remaja putri yang dengan sengaja di rekam/dokumentasikan oleh rekannya sendiri dan di ekspose di media massa. Aparat kepolisian melakukan penganiaan rekan kerja/ seniornya dengan tidak wajar, dan di rekam oleh rekan kerja dengan Handphone, dan lagi- lagi di ekspose di media massa. Penganiaan siswa SMA dengan menelanjangi di ruang kelas, dan di ekspose di media.
Yang menghebohkan di jember jawa timur, seorang bocah usia sebelasan bisa mengobati hanya dengan mencelupkan batu ke dalam air, kemudian air di minum/dioleskan, dan penyakit hilang/ sembuh seperti sediakala. Dan kejadian ini media meng ekspossenya secara berlebihan.
Sungguh ironis memang, pembelajaran pendidikan bangsa untuk lebih cerdas ternyata, masih jauh dari keinginan. Peran pemerintah daerah belumlah optimal di bidang pendidikan. Sosialisasi pendidikan dasar hingga kepelosok desa hanyalah isapan jempol.
Sementara di kota, atau yang selangkah lebih maju, yang melek dan mengerti pendidikan, sudah keblinger dengan berperilaku yang aneh- aneh. Remaja putri sekarang sudah tidak lagi ada rasa malu untuk memamerkan pahanya dengan mengenakan celana yang pendek dan ketat. Remaja putrapun sudah tidak sungkan- sungkan untuk memanfaatkan keblingeran rekan putrinya. Benarkah ini sebuah perubahan? Perubahan yang seperti apa?
Apakah ini sebuah Fenomena Bangsa?
Ternyata peran pemuka agama juga berpengaruh di daerah- daerah ini, untuk membangun jiwa/ watak setiap insan untuk menjadi lebih baik, lebih melek, lebih mengerti, dan bukan mengedepankan i-rasional.
Kembali peran agama/ ustad, orang tua dan guru pembibing untuk lebih gencar mengocok aklak generasi muda bangsa ini.
Source image: surabaya.detik.com, daylife.com
No comments:
Post a Comment