QUICK COUNT.
Maraknya televisi nasional menggelar sistem perhitungan cepat/QUICK COUNT, membuat radar saya berpikir beda. Dimana bedanya? "begitu kata hati ini bertanya, sambil mengkerutkan dahi"
Awalnya kehadiran Quick count di media televisi membuat decak kagum insan manusia di jagad raya ini. Wah hebat!, (waktu itu). Lembaga research yang menjadi komando, bolelah mendapat acungan jempol. Terobosan baru dari lembaga research dengan perhitungan cepat, dalam hitungan jam hasil pemilu di Indonesia sudah bisa di ketahui oleh masyarakat luas.
Sementara itu, hasil hitungan manual yang di selenggarakan oleh KPU hanya berbeda tipis dari hasil quick qount. Ini menandakan hasil hitung cepat sangat akurat.
Tetapi!
Sembilan april kemarin 2009, dengan bangga seluruh televisi nasional mengelar quick count. Saya jadi berpikir, apa istimewanya. Demokrasi yang berjalan di Indonesia belumlah keseluruhan warga indonesia terlibat di dalamnya. Masih banyak warga indonesia yang memilih diam di rumah untuk tidak pergi ke undangan TPS. Masih banyak warga yang tidak mendapat undangan. Masih banyak warga indonesia yang bingung dengan sistem pemilu sekarang ini.
Berlibur panjang bersama keluarga itulah pilihan mereka, Pulang kampung berkumpul dengan keluarga itu lebih penting di banding mencontreng di TPS.
Masalah- masalah seperti cerita diatas, sudah pasti bagian dari ketidak pedulian demokrasi bangsa ini. Lantas, kenapa pihak lembaga survei tidak mensurvei mereka yang tidak memilih?
Kenapa tidak di buat QUICK COUNT/ atau research yang berbeda untuk mereka yang tidak memilih, tidak mendapat undangan ke TPS, rakyat yang masih bingung dengan aturan pemilu?. Atau mereka yang memang memilih untuk Golput/tidak memilih?
Saya rasa ini lebih mengangkat martabat lembaga survei yang melakukannya. out of the box
No comments:
Post a Comment