paling anyar

Thursday, November 4, 2010

Hikmah dari Memandikan Jenazah


Innalilahi wainairajiun, telah pulang ke pangkuanNya, tetangga dekat namun jarang sekali perjumpa (karena kesibukan masing masing)

Tiga (3) takdir Allah yang tidak bisa di prediksi/tebak/pelajari oleh manusia pintar manapun.
yaitu: Jodoh,Rezeki dan Kematian.
Pagi itu (8:30 wib, kamis 4 nov 2010) berita dari tetangga meminta konfirmasi untuk mengecek "benarkah papa AN telah meninggal dunia?" terdengar keras dari HP selulerku. Hahhhh!...oke oke... belum beranjak keluar rumah tetangga depan sudah keluar dengan berita yang sama. Bertanya tanya dalam hati "sepertinya baru kemarin melihat saat berangkat ngantor".
Masih teringat konfirmasi tetangga, segeralah saya telp kembali "betul, betul".

Bergegas.
Rasa ingin berbuat sesuatu, saat itu pula rasa nyeri, pegal sulit menengok pada leher tak terasa lagi.
Waktu berlalu dengan cepat, mobil jenazah dan rombongan sudah tiba di depan rumahnya. Sigap dan tanggal dari seluruh warga terus mengalir. Tendapun sudah terpasang. Kursi kursi sudah tertata rapi. Tamu dari teman teman di kantor sudah berdatangan. Mobil jenasah untuk mengantar ke jogja juga sudah siap.

Keranda untuk memandikan jenazah sudah siap dengan dengan kran, bak air, gayung, sabun sampo, pewangi dan kapas.

ohhh rupanya berat sekali jenasah itu ya...(usut punya usut rupanya memang demikian, begitu ruh sudah tidak ada dalam raga manusia, maka tubuh mengalami grafitasi bumi).
Allah huakbar, Allah huakbar Allah huakbar...sampailah dari dalam rumah ke tempat keranda pemandian.

Proses Memandikan
Sebetulnya ada khusus yang memandikan jenazah, tapi perlu relawan untuk memperlancar prosesnya.
di ruangan itu ada satu ustad, istri almarhum, 3 saudara saudaranya 1 menjaga pintu darurat dari kain dan saya tetangganya. Posisi kami mengelilingi jenasah.
Tangan istri almarhum di tarik oleh ustad untuk di letakkan di wajah suami (almarhum)
"Apakah selama hidup bersamamnya ibu pernah marah marah atau membuat kesal almarhum?" di lanjutkan jika benar "apakah di maafkan?" dengan gemetar istri menjawab lirih "Ya".
Proses memandikanpun di mulai dari wajah hingga kaki begitu berkali kali. Suasana tegang dengan perasaan masing masing. Saya hanya bisa menatap jenasah itu sambil mengosok bagian kaki dan merapihkan kain. Muka di sabun, rambut di kramas, telinga di bersihkan dengan kapas, mulut, hidung dan udel/puser dan dimiringkan untuk membersihkan kotoran di duburnya. (nah proses ini lumayan lama, karena harus benar-benar bersih)
di posisi miring ini, tugas saya menggangkat kaki kanan agar kotoran cepat keluar. (sialnya: hp saya bunyi pula....waduh diangkat nggak ya, nggak diangkat bunyi terus, mau diangkat saya lagi megang kaki jenasah...)
Proses memandikan selesai, jenazah kembali ke posisi terlentang. Saatnya pembilasan ke dua kali dan di akhiri memandikan dengan wewangian khas untuk jenazah.

Terlihat wajah jenasah membiru kaku, kuku kuku memutih pucat, telapak tangan dan kali berwarna kuning pucat.

Proses Mengkafani.

Sambil berzikir dalam hati, terus melibatkan diri semampu saya. Terbelsit dalam hati "seperti inikah manusia kembali kepadaNya?" "Dan sayapun juga akan seperti itu" sambil menghilangkan perasaan dengan menyibukkan diri dengan terus berzikir.
Kembali jenazah diangkat kedalam, ustadpun sudah siaga dengan kain kafannya. Diruangan itu saya hanya bertiga dengan ustad dan saudara laki lakinya. Satu persatu kain kafan di balutkan, di mulai dari kaki,badan dan terakhir wajah dengan hidung, telinga di sumbat dengan kapas.
Dari balik kamar terdengar tangisan sanak saudaranya yang tidak kuat menahan haru. suasapun kembali tegang.
Saya diintruksikan ustad untuk memberitahukan kepada pelawat untuk segera berwudhu. Pintu saya buka, ibu ibu dan kerabat yang menuggu lama di depan pintu langsung masuk ingin melihat langsung almarhum dan mendoakannya.

Sholat Jenazah.
Mengingat kondisi jenazah yang berat dan keinginan keluarga, maka sholat jenazah batal di adakan di masjid. Sholat jenasahpun dirumah secara bergantian dan hikmat.

Alhamdulillah semua berjalan lancar. Jenazahpun di masukkkan ke mobil jenazah untuk di makamkan di kota kelahirannya jogjakarta.

"Selamat jalan Bapak Tetanggaku, Semoga menjadi husnul qotimah.
Permainan organmu di aula saat pergantian tahun masih teringat jelas.

Hikmahnya.
Manusia hanyalah mahkluk
mahkluk dari Allah yang lemah
Lemah takberdaya karena menunggu...
entah kapan saatnya tiba

Nah...
untuk mengisi ketidakberdayaan di hadapanNya
Isi hidup dengan selalu dekat dengan Allah.
Sibukkan diri selalu mengingat Allah.
Perbanyak silahturahmi sesaama MahklukNya.

salam

No comments:

SAHABAT!

Secara harfiah manusia di bekali isi kepala yang sama dan pastinya kreatif. Namun kembali dari isi kepala yang seperti apa yang di sebut kreatif itu? nach...
Kesedihan, kebahagiaan, kekecewaan, bagiaan dari sumber ide kreatif. "Bagaimana mungkin sebuah gergaji bisa memotong kayu dengan elok, sementara mata gergaji di hiraukan, tidak di kikir, di asah". IDE brilian tidak mengenal kedudukan, ketampanan, apalagi materi. Berikan saja space/ruang, biarkan isi kepala ini menari nari ber-ekspresi. InsyaAllah, ide itu akan menghasilkan karya spetakakuler dan berkesan.

"E K S P R E S I D I R I"./exspresionisme.
Sejauh mata memandang, sebatas telingga mendengar, atau rasa yang penuh asa... media blog inilah yang menampung semuanya.
Ekspresikan harimu...
Selamat berekspresi...gali ide- ide brilianmu,
manfaatkan media blog ini
salam. agoesmiko.blog