Kecemasan saya selama ini terbukti sudah dengan beredarnya berita di berbagai media cetak atas ketidak independence Lembaga Survei di seluruh Indonesia. Ini menunjukkan bahwa bangsa ini masih ada oknum berpikir kerdil yang tidak bisa diajak kerjasama untuk membangun bangsa ini menjadi lebih baik. Lembaga Survei. namanya saja survei/research. Bisa di percaya bisa tidak. Namun dibutuhkan.
Sadar betul bahwa sebuah company/Organisasi/partai/ sejenisnya, membutuhkan sebuah penelitian untuk melakukan perubahan yang lebih baik. Namun, juga harus di sadari, jikalau hasil dari penelitian tsb berbuah membuat geram kompetitor, itu juga tidak baik/sehat.
Contoh kasus: Sekarang ini maraknya pemilihan CAPRES/CAWAPRES periode 2009~2014. Tapi kalau sudah menyangkut berpihak, ada baiknya hasil tersebut tidak di publikasikan (mari kita bersama- sama berpikir sehat. Sehatkah sikap seperti itu?.....patutkah untuk menjadi tauladan? Dimana sikap fair dalam berdemokrasi?
Bak seorang peneliti tulen, sayapun memberikan komentar. Bahwa expose dari hasil survei CAPRES/CAWAPRES baru- bari ini, bertujuan untuk meyakinkan publik. "ini loooo.., SBY masih nomor satu......." Dengan sampling dan metode yang medern sekalipun, kalau endingnya untuk publikasi dan mendapat respon negatif, tidak akan menyentuh target. saya ketawa kecil membaca koran kali ini... ditambah tayangan di berbagai media yang tak henti- hentinya. "taulah... arahnnya dari expose sirvei tersebut......"
Bahwa.
Hasil apapun, pastinya akan menomersatukan client yang membayarnya (dan kebetulan hasilnya lumayan memuaskan client).
Langkah keduapun terpikirkan. "Hasil ini patut untuk di publikasikan boss (boss client)?" "pasti respon masyarakat luas kembali kepada boss" begitu kira- kira ekspresi para peneliti. Seperti gayung bersambut. Dengan berpikir cerdas......"Ya bagus saya setuju, Boss menganggukkan kepala"....
Tahukah, bahwa hasil penelitian yang sudah di publikasikan telah banyak mendapat komentar tidak bagus. Sayangkan hasil kerja keras yang nglembur hingga larut malam, mendapat tanggapan sinis dari orang banyak. Anda bisa tidur? sifat idealis pasti menjawab "saya bisa tidur"
Sangat di sayangkan.........
Kesimpulan
Ketidak sehatan berpikir, membuat segala cara di lakukan. Visi misi yang di ikrarkan sewaktu mendirikan lembaga survei, yang pastinya isi dalam visi misi itu membangun martabat bangsa melalui survei yang jujur, trasparan dan tidak memihak, terkikis hilang dengan cara berpikirnya yang tidak independen.
Perusahaan cemen/ecek- ecek hanya berpikir UANG!
Sekiranya para pelaku lembaga survei di penjuru tanah air, tidak seperti itu/tidak semata- mata karena uang. Berikan masukan kepada client yang bermartabat (tidak menyinggung para pelaku yang lain). Ajarkan rakyat berdemokrasi yang sehat. Sayang kalau peninggalan orba di gunakan lagi disini. bahaya man......
Masih ada kesempatan untuk berpikir lebih sehat, Masih bisa membangun bangsa dengan perbuatan yang membanggakan. Masih bisa menjalin kerjasama dengan kejujuran. Masih ada peluang untuk berbuat lebih terhormat. Mari kita hantarkan bersama- sama PILPRES kali ini menuju perubahan besar untuk bangsa ini. Mari kita hantarkan PILPRES sekarang menjadi pilpres membanggakan. Yang kelak menjadi contoh tauladan generasi penerus.
lakukan!
salam
agoes djatmiko
No comments:
Post a Comment