paling anyar

Thursday, January 6, 2011

Oh dokter hebat, kok bisa salah diagosa......

True Story.
Sore itu atas desakan istri tc pergilah kami ke rumah sakit Hermina depok. Sekedar memeriksakan diri yang rasa nyeri dua hari di dada kiri belum juga hilang. Sampailah di ruang tunggu UGD. "Tuan Agus..." begitu suster piket itu berteriak dari balik pintu UGD. Saya, segera bangkit dari kursi tunggu bersama istri dan putra tampanku.

RS Hermina Depok
Berjumpalah saya dokter wanita itu. "Keluhannya apa pak?"... saya ceritakan keluhan saya. Dipersilahkanlah saya berbaring untuk di periksa. Peralatan Jantung segera di pasangkan di dada kiri saya, bantuan oksigen, kabel kabel menempel di tangan kaki dan terakhir inpus di tangan kiri saya. Obat jantung pemberian suster 6-8 tablet saya telan atas bantuan suster (sebelumnya juga serbuk sudah masuk duluan di balik lidah saya). Di pastikan saya harus rawat inap. Karena rawat inap penuh maka saya di anjurkan ke RS Cinere. (dokter jantung ada di sana kata dokter wanita itu).

Pemeriksaan kolesterol, darah, kencing manis, masuk radiology untuk rongsen dan entah apalagi juga sudah di laksanakan. Monitor deteksi jantung, nampaknya normal normal saja. 2.5 jam sudah saya berbaring. (sedih saya berbaring tanpa bisa sholat ashar dan magrib).

Istri berusaha tenang dan mengatasai semuanya,
Istriku: "saya minta rawat inap di pindahkan ke RS Bunda Margonda saja", karena rawat inap di di RS Hermina depok saat itu Penuh.

Suster menelepon semua rumah sakit rujukan "semua penuh bu, hanya di cinere yang masih ada tempat". "Lagi pula etika kedokteran harus ke cinere bu"....
Kenapa harus kecinere dok, sus,...memangnya di bunda tidak ada?" rasa janggal dan penasaran istriku. Suster membantah kembali "kan tadi sudah saya telpon dan penuh bu"...

Istriku. "Sini sus saya yang telpon sendiri ke bunda margonda, Rupanya ruang di Bunda Margonda masih ada yang kosong. "Suster!...kek mana nich ada di bilangnya nggak ada...." Suster: ini etika kedokteran bu..harus ke RS cinere"
Istriku: Saya tidak butuh etika itu, "Harusnya Dokter yang memiliki etika terhadap pasiennnya".
Istriku: Saya butuk cepat, jarak dekat dan mudah di jengguk saudara dan kejangkau keuangan saya. Sementara ke RS Cinere jauh dan pastinya mahal. belum masuk saja saya harus memberikan 10 .000.000 (sepuluh juta) untuk jaminan.

lanjut istriku yang hamil delapan bulan: "Kenapa suster di RS bunda di bilang penuh, istriku geram sekali... susterpun terdiam.

Karena syarat pindah pasien ke RS bunda harus di urus terlebih dahulu, Istriku segera meluncur ke sana dengan bantuan sopir ambulan menggunakan motor.
suster: "dalam satu jam kepengurusan di RS bunda belum selesai, terpaksa suami ibu kami bawa ke RS Cinere ya bu....."
Bunda: "ayah di tunggu ya radit, bunda mau pergi sebentar".
Model anakku nggak mungkin bisa duduk manis di samping saya, jalan sana jalan sini, tanya ini itu, Malah naik ke kaki saya "yah ndit nyobain yang di hidung ayah dong?" (oksigen).

Satu jam lebih sedikit istri sudah kembali dan membereskan pendaftaran di sana.

Saya yang terbaring dengan kabel kabel di dada, melihat semua adegan itu. Bangga sekali memiliki istri seperti itu.

Menaggislah saya meratapi kejadian yang cepat ini "kenapa jadi seperti ini"begitu saya berguman dalam hati. "bun tolong hapuskan air mata ayah" ayah malu bun, di hapusnya air mataku dengan tangan lembutnya. "Ayah harus tegar, sambil mengepalkan tangan."

Jagoanku: "Bun ayah kenapa bun......sambil mencium tanganku yang terimpus"
bunda: :"Ayah kecapean sayang, di impus biar cepat sembuh, radit doakan ayah ya.....
Jagoanku: sambil menengadahkan tangan, merem dan berkomat kamit "Allah sembuhkan ayah ndit dong, amin.." sambil menraup wajahnya. "Dah bun"
Saya tersenyum sambil ngelus kepala anakku.

Administrasi pun selesai. Mobil ambulan membawaku ke rumah sakit Bunda Margonda.

RS Bunda Margonda.
Seumur umur belum pernah berbaring di roda berbaring di naikkan ke ambulan. Istriku juga heran tak percaya.......

Di dalam ambulan kami ngobrol ringan dengan suster, dia pun cerita. "Belum lama ini ada anak muda usia 26 tahunan belum sempat masuk ICU sudah lewat", maksud suster saya kaget. "ya tidak tertolong"...Istriku yang duduk di depan bersama jagoanku semakin geram saja mendengar cerita itu.
Di kemacetan jl margonda kami pun jadi tontonan pengendara motor yang penasaran. (jadi ingat waktu saya juga penasaran siapa di dalam ambulan itu).

Sampailah di RS Bunda Margonda. Bunyi sirene mem uat tegang suasana. Ruang ICU sudah menunggu 3 dokter dan 4 suster. Terlihat dari dalam kakak, kakaku, tegang membisu, bahkan ada yang sudah tidak bisa menahan tanggis.
Pintu Ambulan di buka berusaha saya menyapa kakaku....tapi tak ada sambutan, Terdiam dan terpaku.

Di Ruang ICU kami di periksa dengan peralatan jantung komplet. 15 menit kemudian monitir menandakan jantung normal normal saja. Istriku terus di sampingku....
Istri yang di dalam ambulan mendengar cerita suster, mulai cemas dan sedih, nampak sekali dari raut wajah yang cemas, capek dan siap menangis. "ayah harus sehat ya.....masih ada radit dan dedeknya ini", sambil memegang perutnya yang hamil. "iya bun" sambil kami berpegangan tangan.

Masih di ruang ICU.
dokter cantik: "yang sakit dimana pak... apa lagi, apa lagi, apa lagi,kami di tanya......Setelah tanya jawab selesai mereka keluar ruang ICU (mungkin rapat). Tidak lama kemudian satu dokter cantik masuk dan memberikan pernyataan.
Dokter cantik: "Setelah saya pelajari dari keluhan bapak dan dianoksa dari RS Hermina, saya Putuskan Bapak tidak terkena jantung, melainkan ada saraf yang bermasalah di dada kiti bapak.
Jadi bapak dan ibu nggak perlu cemas.
alhamdulillah.... legalah kami... Istriku kembali tersenyum dan mengusap wajahku kembali ." "terimaksih dokter..." istriku berujar.
Saudara di luar pun masuk dengan senyum lega....

"Untuk Selanjutnya bapak akan saya temukan dengan dokter specialis saraf". begitu lanjut dokter cantik.
Proses pemulihan, saya harus menginap selama sebelas hari di ruang inap. (itupun permintaan saya, sudah tidak betah di RS)

No comments:

SAHABAT!

Secara harfiah manusia di bekali isi kepala yang sama dan pastinya kreatif. Namun kembali dari isi kepala yang seperti apa yang di sebut kreatif itu? nach...
Kesedihan, kebahagiaan, kekecewaan, bagiaan dari sumber ide kreatif. "Bagaimana mungkin sebuah gergaji bisa memotong kayu dengan elok, sementara mata gergaji di hiraukan, tidak di kikir, di asah". IDE brilian tidak mengenal kedudukan, ketampanan, apalagi materi. Berikan saja space/ruang, biarkan isi kepala ini menari nari ber-ekspresi. InsyaAllah, ide itu akan menghasilkan karya spetakakuler dan berkesan.

"E K S P R E S I D I R I"./exspresionisme.
Sejauh mata memandang, sebatas telingga mendengar, atau rasa yang penuh asa... media blog inilah yang menampung semuanya.
Ekspresikan harimu...
Selamat berekspresi...gali ide- ide brilianmu,
manfaatkan media blog ini
salam. agoesmiko.blog