SEBAIKNYA JANGAN GOLPUT

Sore itu udara di sekitar perumahan kemang swatama terasa dingin, sisa - sisa hujan yang membasahi wuwung perumahan menambah suasana berbeda. Pepohonan yang ternamam rapih di sisi kanan-kiri jalan terlihat rindang yang sesekali meneteskan sisa hujan dari ujung daun palem itu. Di salah rumah warga ada sekelompok warga sedang berkumpul, bercengkrama membahas seputar lingkungan.

Hidangan kue basah dan segelas kopi menghiasi suasana obrolan bapak- bapak warga kemang swatama. Obrolan mendadak serius di saat bapak ketua rw yang baru terpilih menyampaikan seputar pemerintah indonesia. "Wah seru juga ya", begitu celetuk bapak nurdin sambil mencicipi hidangan yang di lanjutkan meminum kopi. Ternyata nggak jauh beda dengan kondisi di kantor, saat rapat berjalan ada juga yang ngobrol sendiri.

Perbincangan warga kemang dilanjutkan, dimana informasi seputar pemilihan presiden tahun 2009 semakin seru. Saya himbau kepada warga sebaiknya bapak- bapak warga kemang berpartisipasi dalam pemilu nanti (2009). jangan sampai tidak memilih, karena dana yang di keluarkan pemerintah untuk pemilu kali ini menghabiskan dana yang sangat besar yaitu 3,9 triliun. begitu himbau bapak RW. Memilih tidak memilih tetap saja mengeluarkan dana segitu.
Silahkan bapak- bapak datang ke tempat pemungutan suara, mau di coblos semua gambarnya, mau tidak di coblos itu sudah bagian dari partisipasi bapak- bapak sekalian. Datang ke TPS dan tidak mencoblos pun itu sudah bagian dari partisipasi. Karena apa suara di bawah 30% berarti pemungutan suara akan diulang dan yang pasti akan menyedot biaya besar lagi.

Wah ternyata Bapak RW kita sangat menjalankan tugasnya sebagai ketua warga yang bijaksana "begitu sanjungan dalam hati salah satu warga kemang". obrolan yang serius seputar pemilu menjadi pecah penuh tawa setelah bapak joko nyeletuk "kapan nich pembukaan hadiah tuju belasan itu?" yang di sambut iya...oleh bapak- bapak lainnya.

Kesimpulan:
Untuk memilih presiden 2009 saja perlu dana Rp 3,9 triliun. Jika ada warga yang tidak memilih, berarti haknya untuk menentukan bangsa ini menjadi yang lebih baik, akan sia-sia. Sejarah ini harus tercatat di benak warga bahwa perubahan bangsa ini merupakan andil besar warga sendiri.


salam, kedoya jabar.