Aulia Pohan dan sejumlah petinggi BI itu telah melakukan pelanggaran aliran dana Bank Indonesia dengan merugikan Negara hingga Rp.100 millyar lebih.
Begitu bunyi aritikel di salah satu media koran nasional.
Sedih juga saya setelah membacanya, saya jadi berandai- andai, kalau saja dia "aulia pohan" orang tuaku, apa yang harus saya perbuat!. bagimana komentar miring teman- temanku setelah berbagai media memberitakannya.? belum lagi SMS, email dari teman- teman lama, yang tiba-tiba nongol, lantas bagimana reaksi ibuku....pasti dia sedih berkepanjangan....
Apakah ini cobaan dari Sang Yang Widi?, Benarkah orangtuaku (andai) melakukannya?
Melihat sepak terjang mantan petinggi BI ini, sungguh tidak masuk akal, manusia se-intelek dia "Aulia Pohan" masih bisa berambisi mengumpulkan harta yang tak terhingga dengan cara yang tidak halal alias HARAM. Sungguh ironis memang, kebobrokan BI telah mencoreng nama indonesia di mata dunia.

Kalimat ini saya ambil dari tokoh indonesia.com, sebagai referensi untuk di renungkan:
Aulia Pohan, mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia dilahirkan di Palembang, 11 September 1945. Menyelesaikan pendidikan MA dalam Ekonomi Studi Pembangunan dari Boston University, USA. Mengikuti berbagai program pendidikan di luar negeri diantaranya; Financial Programming Policy Course IMF, Washington; ADB Training on Monetary and Fiscal Policies, Tokyo; Workshop in Harvard University dll.Mengawali karirnya sebagai pegawai Bank Indonesia di Urusan Pengawasan dan Pembinaan Bank-bank pada tahun 1971, menjadi staf Gubernur Bank Indonesia pada tahun 1979, Urusan Ekonomi dan Statistik, dan sebagai Associate Representative di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tokyo.
Nach,...kurang apa lagi Allah memanjakan dia dan keluarganya?!
nafas selalu kurang selalu menghantu manusia yang selalu ada kesempatan untuk berbuat dosa.
No comments:
Post a Comment