Pers dari berbagai media massa (dalam dan luar negeri) sudah menuggu di luar dengan setia. Berharap moment november ini menjadi tagline dari masing- masing surat kabarnya.
Keyakinan;
Hingga berita ini di turunkan, trio bom bali masih kekeh/kuat dengan keyakinannya, bahwa apa yang di lakukannya merupakan syiar islam terhadap musuh- musuhnya, begitu juga dengan peledakan bom di jimbaran bali.

Tokoh masyarakat/Ulama/pengamat berlomba-lomba memberikan statement terhadap kasus yang di lakukan trio bom bali. "Islam tidak mengajarkan radikal seperti yang di lakukan mereka (imam samudra, amrozi, ali gufron)" begitu kata salah satu tokoh masyarakat.
Namun, lagi-lagi di tampik oleh trio bom bali dengan semangatnya. Media yang telah merdeka dari belenggu alm soeharto, seakan bebas merdeka berekspresi. Pernyataan tidak menyesal trio bom bali di expose tanpa pengeditan sedikitpun. Pemirsa media baik media elektronik/cetak haruslah bisa menelaah/menyaring semua berita yang di sajikan.
Untuk para komentator, pengamat, berpikir cerdas tanpa emosi merupakan strategi yang tepat untuk bisa memberikan komentar indah tanpa membakar pemirsa yang lain.
Eksekutor;
Hukuman mati trio bom bali sudah menanti di ambang pintu hitam dan putih, dimana hitam untuk pengecam yang berpikir kemanusiaan, putih untuk keyakinnya sendiri. 30 brimop eksekutor sudah mempersiapkan diri, mental, dan peluru timah di saku kirinya.
Sarung tangan kulit kambing yang lembut, dan amplas no; 3. (guna ampas adalah: mengosok bedil yang sering terjadi karat).
Sebetulnya kapan sih intruksi itu turun dari bos? begitu kedumel salah satu eksekutor yang sudah mulai lelah dengan penantian ini.
No comments:
Post a Comment