
Contemplation for November 10. Pagi itu tentara belanda mengibarkan bendera merah, putih, biru di atas hotel yamato (di surabaya, terkenal dengan tragedi tunjungan) berkibarnya bendera belanda tersebut, membuat murka putra- putra surabaya. terjadilah bentrokan hebat. kurang lebih lima belas pemuda indonesia berlari kencang menuju hotel yamato untuk menurunkan bendera belanda dan mengganti bendera merah putih. Namun belum sampai di tiang bendera atas hotel yamato, tentara belanda memborbardir dengan senjata canggih mereka. semangat terus membara hingga empat pejuang surabaya sampai diatas dan merobek warna biru.
Ribuan lebih penduduk surabaya menjadi korban. Serdadu membabi buta dengan bom-bom, teng-teng baja dan brentetan senjata mematikan. Prediksi sekutu hanya cukup tiga hari untuk mengatasi pejuang indonesia, namun perlawanan sengit terus membara hingga se-bulan lebih.
Peristiwa berdarah di Kota Surabaya waktu itu telah menggerakkan perlawanan pejuang seluruh Indonesia untuk mengusir penjajah dari tanah air dan mempertahankan kemerdekaan. Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat yang menjadi korban ketika itulah yang kemudian dikenang sebagai Hari Pahlawan.
Peristiwa berdarah di Kota Surabaya waktu itu telah menggerakkan perlawanan pejuang seluruh Indonesia untuk mengusir penjajah dari tanah air dan mempertahankan kemerdekaan. Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat yang menjadi korban ketika itulah yang kemudian dikenang sebagai Hari Pahlawan.
Renungan sepuluh november, kegigihan pejuang indonesia ketika itu dapat di terapkan dalam kehidupan kita sehari- hari. melestarikan dan sekedar mengenang sudah sebagian dari kepedulian kita sebagai warga indonesia yang cinta tanah air.
No comments:
Post a Comment